
Makassar, Sulawesi Selatan – 28 Agustus 2025 – Hotel Novotel Makassar di Jalan Sudirman menjadi saksi bisu kolaborasi untuk masa depan yang lebih hijau dan inklusif pada Kamis (28/8/2025). Acara ini menyoroti pentingnya ekonomi hijau, keterlibatan perempuan, inklusi sosial, dan inovasi lokal dalam pembangunan berkelanjutan.
Diskusi hangat terjadi antara pelaku usaha, perwakilan pemerintah, dan lembaga internasional, membahas bagaimana inovasi lokal dapat menjadi solusi global untuk berbagai permasalahan sosial dan lingkungan.
Beberapa contoh bisnis yang berfokus pada ekonomi hijau dan inklusi sosial dipamerkan, antara lain:
Sistem Botol Isi Ulang: Mengurangi sampah plastik dengan menyediakan botol isi ulang yang dapat digunakan hingga 150 hari, seperti yang diterapkan oleh PT Unilever.
– Konversi Motor Listrik: Mengubah motor konvensional menjadi motor listrik untuk mengurangi polusi udara, terutama di daerah seperti Bali dengan populasi motor yang tinggi.
– Instalasi Panel Surya: Pemasangan dan perawatan panel surya di area komersial dan industri, seperti yang dilakukan oleh Lipo Mall, bekerja sama dengan mitra seperti Iklan Capital dan Hijau Nomor Satu.
– Pemanfaatan Limbah Minyak Jelantah: PetroGEL Sulawesi Selatan mengedukasi masyarakat tentang bahaya minyak jelantah dan memberikan pelatihan pengolahan biodiesel sebagai solusi energi bersih dan berkelanjutan.
– Transportasi Inklusif: DIFABIKED,I Yogyakarta menginisiasi transportasi inklusif yang juga memberikan kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas sebagai pengemudi.
– RAM Portable dan Pemberdayaan Perempuan Disabilitas: CV Cahaya Inklusi Wonosobo, Jawa Tengah, menciptakan RAM portable dari limbah abu dan pupuk organik untuk ketahanan pangan, serta memberdayakan perempuan penyandang disabilitas melalui pelatihan dan pendampingan UMKM.
– BIKI Jawa Barat: [Deskripsi singkat tentang BIKI Jawa Barat, misalnya: “Mengembangkan solusi биоkemasan ramah lingkungan dari биомасса lokal.”]
– Puleh Aceh: [Deskripsi singkat tentang Puleh Aceh, misalnya: “Fokus pada rehabilitasi lingkungan dan pemberdayaan masyarakat melalui pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan.”]
– Sumba Sustainable Solutions Nusa Tenggara Timur: [Deskripsi singkat tentang Sumba Sustainable Solutions, misalnya: “Menyediakan solusi energi terbarukan dan pengelolaan air bersih untuk masyarakat di Sumba.”]
– STB Pellet Jawa Timur: [Deskripsi singkat tentang STB Pellet, misalnya: “Memproduksi pelet биомасса dari limbah pertanian sebagai sumber energi alternatif.”]
– Kilatsoon Jawa Barat: [Deskripsi singkat tentang Kilatsoon, misalnya: “Mengembangkan teknologi pengolahan sampah menjadi energi listrik.”]
– Ikanesia Jawa Barat dan Kepulauan Bangka Belitung: [Deskripsi singkat tentang Ikanesia, misalnya: “Meningkatkan produktivitas perikanan berkelanjutan melalui teknologi dan pendampingan bagi nelayan.”]
Perwakilan Kementerian Keuangan RI menekankan pentingnya kemitraan yang adil dan berkelanjutan. “Kami berharap semua pihak mendapatkan manfaat yang seimbang. Masyarakat senang, pengusaha juga mendapatkan keuntungan yang wajar,” ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa pemerintah siap membantu memfasilitasi kemitraan, terutama untuk proyek-proyek berskala besar.
Acara ini juga menjadi ajang untuk mencari startup di sekitar Makassar dan Sulawesi Selatan yang bergerak di bidang ekonomi hijau dan inklusi sosial. Tujuannya adalah untuk memberikan dukungan dan kesempatan bagi mereka untuk berkembang.
“Kami ingin menemukan pahlawan-pahlawan lokal yang memiliki solusi inovatif untuk masalah lingkungan dan sosial,” kata salah satu peserta. “Kami berharap dapat memberikan akses kepada mereka untuk mendapatkan pendanaan dan dukungan dari lembaga internasional.”tutur Amron Hamdi
Diskusi ini diakhiri dengan sesi networking, di mana para peserta dapat bertukar informasi dan menjalin kolaborasi. Acara ini diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk menciptakan ekosistem ekonomi hijau dan inklusif Yang kuat di Makassar Sulawesi Selatan.
JUMRIATI
