Home / Uncategorized

Senin, 3 Maret 2025 - 08:34 WIB

Adopsi Pembiayaan Hijau: Peluang dan Tantangan bagi Perusahaan

Admin

Webinar Green Skilling ke-15 yang bertajuk “Mengadopsi Pembiayaan Hijau untuk Masa Depan Berkelanjutan: Peluang dan Tantangan Perusahaan” berhasil diselenggarakan oleh LindungiHutan (20/2/2025). Menghadirkan narasumber utama Faiqa Fitriani perwakilan dari Tim ESG Solutions SMBCI.

Faiqa Fitriani menjelaskan bahwa pembiayaan hijau serupa dengan skema pembiayaan konvensional, namun khusus ditujukan untuk proyek-proyek yang menjawab isu lingkungan. 

Instrumen pembiayaan hijau beragam, mulai dari obligasi hijau (green bond), SDG bond, pinjaman hijau (green loan), hingga sustainability-linked loan (SLL). Instrumen ini bertujuan mendukung sektor-sektor keberlanjutan seperti energi terbarukan, efisiensi energi, dan pembangunan ramah lingkungan (green building).

“Dukungan terhadap energi terbarukan dan efisiensi energi pada akhirnya dapat menurunkan emisi, sektor green building khusus proyek atau aset yang ramah lingkungan,” tambahnya.

Baca Juga :  Kemitraan Strategis Nusantara Global Network dan CXM Direct: Perkuat Program Introducing Broker (IB) di Asia Tenggara

Faiqa juga menyoroti perkembangan tren pembiayaan hijau di Indonesia. Di Indonesia, penerapan pembiayaan hijau terus berkembang sejak 2018, terutama melalui green loan dan sustainability-linked loan (SLL).

Menariknya, permintaan terhadap SLL kini lebih meningkat dibandingkan green loan, berkat insentif dari kreditur bagi debitur yang mencapai target keberlanjutan yang ditetapkan sebelumnya.

Banyak perusahaan dan lembaga keuangan yang mulai menerapkan sustainable finance, baik sebagai bentuk kepatuhan terhadap regulasi maupun sebagai strategi peningkatan reputasi perusahaan. 

“Perbankan, lembaga jasa keuangan, serta beberapa perusahaan terbuka diwajibkan untuk menjalankan sustainable finance. Salah satunya demi kepatuhan terhadap regulasi, meningkatkan reputasi perusahaan, menunjukkan komitmen perusahaan ke arah sustainability, serta peningkatan suplai ke perusahaan sustainable finance,” jelas Faiqa.

Meski menjanjikan manfaat jangka panjang, implementasi pembiayaan hijau juga menghadapi berbagai tantangan, terutama dari segi biaya awal yang relatif tinggi. 

Baca Juga :  Latih Mahasiswa Berpikir Kritis dalam Berwirausaha, UNTAG Surabaya Gelar Workshop Design Thinking bersama MAXY Academy

“Biaya awal cukup besar, tetapi ketika melihat jangka panjang justru bisa mengefisiensikan pengeluaran perusahaan,” ujarnya. 

Selain itu, kesadaran dari masyarakat dan internal perusahaan terhadap sustainable finance masih tergolong rendah karena konsep ini tergolong baru dan berkembang.

Salah satu aspek utama yang membedakan pembiayaan hijau dengan skema konvensional adalah perlunya perusahaan memiliki kerangka kerja (framework) yang jelas terkait penggunaan dana, tata kelola yang baik agar dana digunakan sesuai dengan peruntukannya, serta kewajiban melakukan pelaporan setidaknya sekali dalam setahun. 

“Perusahaan harus memiliki framework yang menjelaskan penggunaan dana, tata kelola untuk memastikan kepatuhan, serta pelaporan tahunan untuk transparansi,” pungkasnya.

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Share :

Baca Juga

Uncategorized

Perkuat Wellbeing di Komunitas BINUSIAN, BINUS SCHOOL Semarang Gelar Family Sports & Games Day

Uncategorized

Rahasia Pemesanan Hotel Super Cepat dan Mudah Lewat WhatsApp dengan WhatsTravel

Uncategorized

Tren Adopsi AI Melonjak di 2025: Lintasarta Pacu Digitalisasi Industri didukung Infrastruktur AI Berdaulat

Uncategorized

Polres Takalar Gelar Bakti Sosial, Bagikan Sembako dan Takjil untuk Kaum Dhuafa di Bulan Ramadhan

Uncategorized

Mostbet казиносының ресми журналы

Uncategorized

Surfaktan yang Tidak Membuat Kulit Kepala Kering: Jenis dan Manfaatnya

Uncategorized

Ca 내부의 2024 Choice On 라인에서 캐나다에서 도박을 할 수 있는 최고의 본즈카지노 사이트

Uncategorized

Қазақстандағы букмекерлік кеңселердің рейтингі Қазақстанның топ букмекерлік кеңсесі
Verified by MonsterInsights